Podo Sinau Bareng

Jangan Menyesali Kekuranganmu

By. Dhony Firmansyah

"Alloh tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya"

(TQS. Al Baqarah : 286)

Para pemenang kehidupan, pendidikan di negeri kita saat ini menjadi kebutuhan tersier. Saya mengatakan demeikian karena tingginya biaya untuk mengenyam bangku edukasi, hingga ada slogan "Orang Miskin Dilarang Sekolah". Sayang. Sungguh disayangkan. Pada saat negeri kita membutuhkan manusia-manusia cerdas untuk keluar dari keterpurukan pendidikan yang seharusnya di nomor satukan, malah jadi sangat sulit untuk dinikmati.
Saya jadi ingat dengan cerita yang diberikan oleh sang istri. Setahun sebelum kami menikah, dia berapa di Jepang. Sewaktu di Negeri Sakura itu, Istikumayati (yang saat ini menjadi pendamping saya dalam hal ini penulis (Dhony Firmansyah) sempat homestay dirumah Orosan (Ayah homestay) dari Okasan (Ibu homestay) Otosan dan Okasan tahu bagaimana menderitanya rakyat Jepang pasca jatuhnya bom atom di Kota Hiroshima dan Nagasaki oleh tentara sekutu. Ratusan ribu nyawa penduduk Jepang melayang sia-sia, hanya gara-gara arogansi sekutu. Sungguh menyedihkan. Jepang yang secara infrastruktur luluh lantak, ditinggal  oleh ratusan ribu nyawa. Si pemilik nyawa yang selamat pun masih harus menghadapi zat radioaktif yang berbahaya akibat radiasi bom atom.
Apakah yang pertama kali dilakukan oleh pemerintah negeri Jepang untuk membangun negerinya? Mereka tidak terfokus pada gedung yang hancur, mereka mereka tidak terpaku pada jalan yang porak poranda, tapi mereka lebih tertuju untuk mencari dokter dan para guru, Ya mereka membutuhkan dokter untuk menyembuhkan fisik jutaan warganya yang terluka. disatu sisi lain, mereka juga memerlukan motivator untuk menyegarkan pikiran para penduduknya yang sedang depresi  dan putus asa. Ya, mereka membutuhkan pendidik. Pendidikan yang seharusnya menjadi kebutuhan primer setiap orang.
Ilustrasi gambar hidup perjuangan
Meski dalam masa-masa yang sulit seperti ini, tidak sedikit penduduk negeri kita yang mengutamakan untuk bisa duduk di bangku sekolah. Tak sedikit pula yang ingin menuntut ilmu setinggi mungkin. Demikian pula dengan Istikumayati. Dalam kondisi yang serba terbatas Isti bertekat untuk menempuh jalur perkuliahan. Padahal, dana yang dia miliki untuk masuk perguruan tinggi adalah nol rupiah.
Setelah menamatkan SMA, Isti diterima PMDK di sebuah PTN bahkan di beberapa lembaga profesi. Meski demikian, Isti juga mengikuti tes UMPTN (sekarang SNMPTN) agar bisa memasuki jurusan di Universitas yang dia inginkan. Isti tidak tahu andaikan dia di terima UMPTN maka dengan apa dirinya harus melunasi biaya daftar ulang. Isti pun hanya berbekal keyakinan dan doa.
Alloh pun menjawab doa Istikumayati. Lima hari sebelum batas akhir pembayaran daftar ulang di Universitas, pihak SMA menghubunginya, Mereka mengatakan bahwa Isti mendapatkan beasiswa untuk biaya masuk Universitas dari Dompet Dhuafa Republika yang bekerja sama dengan Karimata, yang berjumlah Rp. 750.000. Akhirnya, dengan uang tersebut  dan sedikit tabungannya selama SMA, dia bisa memasuki jenjang Universitas.
Kesulitan keuangan kembali melanda kehidupan Isti, saat semester satu akan berakhir. Meski dalam enam bulan di awal kuliahnya Isti juga bekerja dengan membantu mengetik di sebuah rental komputer serta menjahit kain perca dan masker, namun dana per semester  yang berjumlah Rp. 350.000 masih belum tercukupi dengan uang tabungannya. Percaya atau tidak, Alloh kembali menunjukkan kuasa-NYA. Di akhir semester satu, saat kondisi tak menentu. Isti kembali mendapatkan Bantuan Biaya Mahasiswa (BBM) sebesar Rp. 250.000.... ( Luar biasa Keajaiban dari ALLOH itu benar-benar ada.)
Demikian juga di penghujung semester dua. Isti mengikuti tes untuk mendapatkan bantuan dana dari Tokyo Foundation. Dengan jumlah dana Rp. 250.000 tiap bulan selama satu tahun, pada semester tiga dan empat  Istikumayati tidak kebingungan dalam mencari dana kuliah.
Saya sendiri hampir tidak percaya, namun ini nyata. Sungguh, benar-benar terjadi..... Subhanalloh.
Di akhir semester empat, Istikumayati mengajukan beasiswa PPA dengan jumlah dana satu setengah juta untuk satu tahun. Namun, dosen Native di Universitasnya telah mendaftarkan Isti untuk mendapatkan beasiswa Japan Club Surabaya, sebuah perkumpulan yang yang di bentuk oleh orang-orang Jepang yang tinggal di Surabaya. Maklum, Jurusan Isti saat berkuliah adalah Bahasa Jepang. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya Isti memilih beasiswa Japan Club, walaupun dana yang di terima lebih sedikit, sekitar satu juta rupiah untuk satu tahun.
Yang sedikit istimewa adalah saat menerima beasiswa ini setiap mahasiswa harus di temani oleh orangtua atau walinya. Dan saat itu bertempat  di hotel Mojopahit Surabaya. Orang tua Istikumayati begitu bangga. Apalagi, saat itu mereka berdua baru pertama kali memasuki sebuah hotel dan menikmati hidangan yang lumayan mahal. Ini juga pertama kalinya orang tua Istikumayati bertemu dengan beberapa dosen Bahasa Jepang Universitas se-Surabaya, bertatap muka dengan orang asing (Jepang) yang notabene petinggi beberapa perusahaan Jepang di Surabaya dan sekitarnya, tak ketinggalan juga orang-orang yang bertugas di Konsulat jenderal Jepang di Surabaya.
Kok bisa ya ? ya. Salah satu sebab Istikumayati mendapatkan beasiswa adalah prestasinnya yang mengesankan saat menjadi mahasiswa keseriusannya yang mengesankan saat menjadi mahasiswa, keseriusannya dalam belajar, dan ketekunannya dalam berusaha. Alloh Maha Besar..  Cerita ini Berlanjut...

Tag : Inspiratif

Most Trending

Back To Top